Sudah menjadi rahasia umum, Indonesia terkenal dengan kekayaan tardisionalnya seperti kain batik, lurik, hingga troso.  Semua kain bisa dijadikan potensial untuk dijadikan pakaian modern. Salah satu yang tak kalah cantik dan menarik adalah tenun troso kebangaan masyarakat Jepara, Jawa Tengah.

    Troso adalah salah satu nama desa di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Di desa tersebutlah pengrajin Tenun Ikat Troso berada. Tenun Ikat Troso berupa kain yang di tenun dari benang pakan yang sebelumnya sudah di ikat dan di celupkan ke dalam zat pewarna yang alami atau wenter. Alat yang digunakan yaitu berupa alat tenun dan tidak berupa mesin.

    Cara pembuatan Tenun Ikat Troso ini lumayan rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun normalnya pembuatan Tenun Ikat Troso 3-4 hari sudah selesai.

    Proses awal tenun dibagi menjadi dua yaitu proses menyiapkan benang lungsi dan proses penyiapan benang pakan. Dimulai dengan mengaitkan benang dengan kayu (plankan) setelah benang tertata rapi dipasang mal untuk menggambar motif, kemudian digambar motifnya mengikuti cetakan mal. Untuk membuat mal dibutuhkan keahlian tersendiri.

    Mal atau cetakan itulah yang membuat pola-pola berbeda di tiap kain tenun kemudian mengikat motif dengan tali rafia atau biasa disebut dengan nali. Ikatannya harus kencang supaya warnanya tidak masuk ke dalam ikatan.

    Setelah itu di wenter kemudian dijemur setelah kering kain tali rafia dibuka menggunakan alat solder (mbatil). Kemudian di warnai sesuai motif yang digambar setelah itu di palet dengan paletan. Setelah proses paletan selesai  paletan tersebut di taruh di skoci (salah satu alat penting dalam menenun). Kemudian proses penenunan  sehingga menjadi Tenun Ikat Troso.

    Di tangan para desainer, kain tenun troso akan disulap menjadi berbagai bentuk pakaian yang modis dan menarik. Kain Tenun Ikat Troso ini bisa dibuat berbagai macam busana seperti dress, gamis, baju couple dan lain-lain. Kain tenun troso sudah terkenal di pasar internasional mulai dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura bahkan sudah sampai ke Paris. 

    Banyak masyarakat masih mencari keberadaan kain tenun troso. Motif tenun yang memiliki ciri khas tersebut mampu membuat masyarakat tertarik. Motif tenun yang tidak berlebihan, bisa dipadukan dengan kain lainnya dan bisa digunakan pada saat acara formal maupun pakaian sehari-hari. (Fina Rahmatika/1740210038)