oleh : Umi Zakiatun Nafis
Rintih doa penghujung malammu tak akan berujung sia
Jika kau percaya Tuhan itu ada
Tanpa pamrih, dikasihnya segala yang kau minta
Sayangnya berdoa saja kau lupa
Tuhan menunggumu disepertiga malam,
Sedang kau pulas bersua dengan mimpimu semalam,
Tuhan menunggu waktumu luang,
Sedang kau risau dengan uangmu yang terbuang
Maaf Tuhan, aku dia dan mereka sedang sibuk
Memperhitungkan hidup yang hanya sekejap
Padahal Engkau menanti kami dengan wangi Kasturi
Gemericik sungai Kaustar di surga nan membuat gemetar
Maaf Tuhan, Engkau Maha Baik untuk kami yang fasik
Di Kereta Semalam
oleh : Umi Zakiatun Nafis
Desak sesak riuh bermacam manusia tergambar di kereta semalam,
Mereka dengan tujuan berbeda memilih alternatif yang sama,
Iya, kereta.
Terus berjalan, tanpa hambatan dan penghentian,
Aku pun berangan untuk selalu melangkah ke depan,
Seperti kereta, tanpa penghentian,
Namun, aku berhenti jika Tuhan tak menghendaki
Arah tujuanku memang tak tentu benar
Lurus bukan berarti bagus
Berbelok bukan berati tak elok
Hidup tak selalu kita yang memilih
Sebab Tuhan Maha Tahu, kita yang grusa grusu
Sastra, Puisi
0 Komentar