Source : buddhazine.com

Indonesia merupakan negara yang memilki banyak keberagaman bahasa, suku, ras, dan agama. Keberagaman bahasa dan suku bangsa Indonesia sering kita kenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Toleransi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia sangat besar sehingga dapat hidup rukun dan tidak memandang perbedaan tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersama.

Negara Indonesia mengakui adanya 6 agama yaitu: Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Seperti halnya di Desa Rahtawu, Kudus, warganya memeluk 3 agama yakni Islam, Kristen Protestan, dan Buddha. 

Hubungan antara masyarakat berjalan dengan cukup baik. Kondisi seperti ini, terlihat pada saat pelaksanaan tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat. Tidak ada perbedaan antar umat beragama saat melaksanakan tradisi setempat. Seperti tradisi Bukak Luwur, Sedekah Bumi, Suronan, serta pelaksanaan kepercayaan “Larangan Pertunjukkan Wayang”. 

Ada satu hal yang paling disakralkan oleh masyarakat Desa Rahtawu yaitu pada tanggal satu Suro (Muharram) atau yang sering disebut Suronon. Tidak hanya orang-orang Islam saja yang menyambut datangnya 1 Suro, akan tetapi juga masyarakat yang beragama lain.

Kehidupan spiritual masyarakat Desa Rahtawu masih banyak yang mempertahankan tradisi setempat yang masih ada kaitan dengan ajaran Animisme dan Dinamisme. Misalnya dalam pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi, Bukak Luwur, maupun tradisi Suronan. Dalam pelaksanaan tradisi tersebut, masih ada praktek penyalaan kemenyan, pembagian kain bekas penutup pepunden yang dipercaya membawa berkah tersendiri bagi yang memperoleh.

Terlepas dari itu semua, kehidupan sehari-hari mastyarakat di Desa Rahtawu yang telah hidup berdampingan dan saling tolong-menolong agama tidak menjadi penghalang bagi warga masyarakat untuk menjalin kerjasama dan persahabatan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Masing-masing umat beragama menganggap bahwa urusan agama merupakan urusan antara pribadi dengan Tuhan. (Fina Rahmatika/1740210038)