Kota Kudus adalah kota yang masih kental akan budayanya. Karena kota kudus adalah kota tempat peninggalan salah satu wali songo yaitu sunan kudus dan sunan muria. Kota ini terletak di Provinsi Jawa Tengah. Berada di jalur pantura, sekitar 50 km dari kota Semarang. Selain itu kudus juga dikenal sebagai kota kretek karena disana merupakan salah satu industri rokok terbesar di Indonesia. Salah satu kebiasaan atau budaya yang cukup mencolok dari yang saya ketahui adalah tradisi "dandangan". Apa itu tradisi "dandangan"? Tradisi dandangan dilaksanakan beberapa hari menjelang bulan ramadhan. Pada masa Sunan Kudus dahulu, setiap menjelang bulan ramadhan sunan Kudus selalu mengumumkan penetapan awal hari puasa , Setelah keputusan awal puasa itu disampaikan oleh Kanjeng Sunan Kudus, maka dipukullah bedug di Masjid Menara Kudus, "dang-dang-dang"begitu bunyinya.
Dari suara bedug itulah, istilah "dandangan" lahir. Tradisi tersebut berjalan dengan baik hingga kini, sehingga warga masyarakat di kudus dan sekitarnya selalu menunggu pengumuman yang di sampaikan oleh ulama di masjid menara. Akan tetapi sekarang perayaannya agak berbeda. Setiap menjelang bulan ramadhan tiba, masyarakat kudus berbondong-bondong memadati wilayah alun-alun Kudus dan memanjang hingga sampai masjid menara kudus menyambut dtangnya bulan ramadhan. Akan tetapi mereka berkumpul juga untuk berdagang. Hari-hari menjelang ramadhan sepanjang jalan disekitar menara kudus selalu dipenuhi oleh orang - orang yang sibuk menawarkan barang dagangannya. Juga dipenuhi orang-orang yang ingin membeli barang tertentu, atau sekedar ingin melihat-lihat. Maupun menikmati asiknya jalan-jalan dalam keramaian. Memang tradisi dhandangan terlihat seperti pasar malam. Hanya saja ini dilaksanakan ketika menjelang bulan ramadhan. Para pedagang ini bisa datang dari mana saja dari dalam kota sampai pelosok-pelosok desa, maupun dari luar kota. (FALICHATUN NAJA/1740210040/SUMBER:KOMPASIANA.COM)
0 Komentar